PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh:
Bunyani, Drs.
Guru PKn SMP Muhammadiyah 2 Surabaya
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu-ilmu sosial (sifatnya hafalan) yang sering pada pembuatan jadwal pelajaran diletakkan pada jam-jam setelah istirahat bahkan jam terakhir, sehingga kondisi anak sudah tidak fit dalam mengikuti pelajaran, yang terjadi anak-anak sudah kecapean, mengantuk dan yang dipikirkan hanya ingin cepat-cepat pulang.Hal itu juga terjadi di Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Surabaya pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yang kebagian jam terakhir sehingga semangat belajar menurun tentunya prestasi belajar yang dicapi anak juga menurun.
Dengan melihat kondisi dan kenyataan diatas maka peneliti ingin mencari jalan keluarnya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif “Think - Pair - Share (TPS)” atau Berfikir – Berpasangan – Berbagi. Strategi ini termasuk jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Hasil analisis menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil data evaluasi pada siklus I, hasil prestasi belajar siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) ada 12 siswa (63,16%), yang belum mencapai KKM ada 7 siswa (36,84%) dari 19 siswa dan nilai rata-ratanya adalah 64. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, yaitu siswa yang sudah mencapai KKM 19 siswa (100% dari 19 siswa)dan rata-rata kelas 77. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metoda pendekatan Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Kata kunci : Model Think Pair Share, Pelajaran PKN, Prestasi belajar
PENDAHULUAN
Optimalisasi pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Akan tetapi kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia belum seperti yang diharapkan. Masih banyak praktek pendidikan di Indonesia yang mengajarkan siswa untuk terbiasa dengan pendapat yang diperoleh tanpa mengembangkan terlebih dahulu pemikirannya.
Hal ini didukung juga dengan persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan berbagai muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Dalam kegiatan belajar mengajar selama ini yang terjadi adalah siswa memiliki kecenderungan kurang mandiri dan bahkan pasif di ruang kelas. Sehingga pemandangan yang sering terlihat dalam kelas adalah siswa datang, duduk, diam, dengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Seolah-olah siswa mengikuti pelajaran sepertinya hanya merupa-kan rutinitas yang harus dijalani sebagai kewajiban saja dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini menjadikan proses pembelajaran sekedar fenomena rutin, tidak menarik, dan tidak memupuk kreatifitas siswa dan guru.
Disamping itu sering terjadi di sekolah-sekolah bahwa untuk mata pelajaran ilmu-ilmu sosial (yang sifatnya hafalan) diletakkan pada jam-jam setelah istirahat bahkan terakhir, sehingga kondisi anak sudah tidak fit lagi dalam mengikuti pelajaran, yang terjadi anak-anak sudah capek, mengantuk dan yang dipikirkan hanya ingin cepat-cepat pulang.
Hal itu juga terjadi di Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Surabaya pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yang keba-gian jam terakhir sehingga semangat belajar telah menurun tentunya prestasi belajar yang dicapai anak juga menurun.
Prestasi adalah catatan ten-tang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu (Ruky, 2006). Sedang belajar merupakan suatu proses, suatu ke-giatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya me-ngingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami (Hamalik, 2010). Jadi Prestasi Belajar adalah pengua-saan pengetahuan atau ketrampilan yang dicapai oleh anak dan biasanya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh guru.
Dengan melihat kondisi dan kenyataan di atas maka peneliti ingin mencari solusi dengan menggunakan model pembelajaran yang bernama “Think - Pair - Share (TPS)” atau Berfikir – Berpasangan – Berbagi. TPS termasuk jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Adapun langkah-langkah pe-laksanaan pembelajaran dengan menggunakan Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:
1) Berfikir (Thinking), guru menggali pemikiran siswa atas sebuah pertanyaan atau anjuran atau hasil observasi. Siswa sebaliknya diberikan waktu agak lama untuk berfikir (Think) mengenai per-tanyaan yang diajukan oleh guru.
2) Berpasangan (Pairing), bersama teman sebangku, setiap pasangan siswa bebas mengemukakan pendapat. Mereka membanding-kan catatan mereka dan meng-identifikasi jawaban yang dianggap paling tepat, paling meyakinkan, atau paling unik.
3) Berbagi (Sharing), sesudah siswa berdikusi perpasangan, guru meminta salah satu pasangan siswa untuk berbagi hasil diskusi-nya dengan kelas. Guru dapat melakukan hal ini dengan cara misalnya menunjuk salah satu pasangan. Seringkali, guru akan mencatat respon siswa di papan atau hanya dalam benaknya saja (Sugiarto,2009).
Kita tahu bahwa siswa belajar setiap topik/sub topik dengan mem-bicarakan isi bacaan. Namun kita tentu tidak menginginkan diskusi melenceng dari topik semula. TPS sangat membantu karena metode ini mengatur diskusi agar tidak melen-ceng. Para siswa berproses dengan mengikuti ketentuan yang dibatasi oleh tanggung jawab berfikir dan bersikap, karena setiap siswa harus melaporkan ke salah satu rekannya sebangku, kemudian secara bersama-sama harus melaporkan ke seluruh kelas. Dan inilah yang menjadi keistimeaan model pembelajaran TPS yang mudah diterapkan karena sederhana, menantang, tidak me-makan banyak waktu, dan cocok diterapkan dalam berbagai tingkat dan kondisi siswa.
Dengan terlibatnya semua siswa dalam diskusi tersebut di atas, maka diharapkan dapat meningkat-kan prestasi belajar semua siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Ke-warganegaraan merupakan salah satu dari lima kelompok mata pelajaran yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian. Kelompok mata pelajaran Kewarga-negaraan dan kepribadian dimaksud-kan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status hak, dan kewajibannya dalam ke-hidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas diri sebagai manusia.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melak-sanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indo-nesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Bertitik tolak dari latar bela-kang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: “Bagai-mana meningkatkan prestasi belajar dengan mengguna-kan model pem-belajaran kooperatif Think - Pair – Share pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Surabaya ?”.
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitiian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarga-negaraan setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model diskusi kooperatif Think - Pair – Share di Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Surabaya.
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut:
1) Bagi Guru dapat mengetahui penerapan pembelajaran melalui model Think - Pair – Share dalam pembelajaran PKn secara tepat, sehingga dapat menjadi alternatif pilihan dalam menyampaikan materi pelajaran.
2) Bagi Siswa, dapat menambah motivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, melatih berfikir kritis, cepat dan tepat, dan melatih kemampuan serta ketrampilan siswa.
3) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai bahan referensi sekolah dan diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan, khususnya di SMP Muham-madiyah 2 Surabaya.
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), karena penelitian dilaku-kan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Pelak-sanaan penelitian yang direncanakan terdiri atas 2 siklus, pada setiap siklus mencakup Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observasi), dan refleksi (reflection). Untuk lebih jelasnya penulis mem-buat uraian seperti di bawah ini:
1. TahapPerencanaan
Langkah – langkah yang ditempuh dalam Rencana Perbaikan Pelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan (PKn) adalah menyusun perangkat dan instrumen penelitian sebagai berikut:
Pelaksanaan penelitian tinda-kan ini dilakukan dengan 2 siklus, maka perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian dibuat 2 (dua) kali. Sedang pengamat dalam penelitian ini adalah teman sejawat yang bersedia membantu dalam penelitian tindakan. Adapun secara rinci perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian dibuat dalam dua siklus, pada siklus II disusun berdasarkan pengalaman yang terjadi pada siklus I dan memperhatikan saran-saran dari pengamat atau teman sejawat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru/peneliti dengan diamati teman sejawat/guru pengamat. Langkah–langkah dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus adalah:
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan oleh teman sejawat atau guru yang bersedia membantu peneliti dalam penelitan, data yang diamati adalah:
a. Aktivitas kegiatan siswa dalam pembelajaran,
b. Aktivitas kegiatan guru dalam pembelajaran.
Pengamat melakukan pencatatan setiap peristiwa yang terjadi di kelas yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam mem-berikan masukan-masukan pada peneliti dalam rangka mengkritisi perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, dan proses pembelajaran itu sendiri.
4. Tahap Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan diadakan refleksi, dalam refleksi ini observer (peneliti) melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang perihal-perihal penting yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran, hal-hal yang dianggap penting meliputi aspek positif dan negatif pada proses pembelajaran akan menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan beri-kutnya. Semua kelebihan (aspek positif) akan tetap dipertahankan untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran, sedang kekurangan-kekurangan (aspek negatif) harus diperbaharui agar dalam pemebe-lajaran pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi. Teman sejawat sebagai pengamat dalam penelitian, pada tahap refleksi memberikan masukan-masukan yang dipertimbangkan untuk perbaikan pelaksanaan siklus berikutnya, sehingga dalam pelaksa-naan pembelajaran siklus berikutnya hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan muncul kembali.
Data yang dikumpulkan se-lama kegiatan pembelajaran ke-mudian dianalisis baik secara des-kriptif kualitatif maupun kuantitatif untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dan tujuan yang telah ditetapkan. Data penelitian tindakan kelas meliputi:
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tahap Perencanaan
Sebagai tahap awal guru mempersiapkan kegiatan belajar mengajar diantara yaitu:
b. Mempersiapkan media sebagai pendukung proses pembelajaran, dan
c. Mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan pada proses pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini guru dan teman sejawat merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajan, sebagai berikut:
b. Guru menjelaskan materi secara singkat dengan metode ceramah,
c. Guru meminta siswa untuk bekerjasama dengan teman sebangku,
d. Guru memberi permasalahan atau pertanyaan untuk didiskusi-kan dengan teman bangku,
e. Guru meminta setiap siswa me-nyampaikan hasil diskusinya secara bergantian.
f. Guru membantu siswa untuk membuat kesimpulan.
g. Evaluasi (tes akhir) sebagai alat ukur kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan
Dalam tahap pelaksanaan per-baikan pembelajaran telah diperoleh data-data hasil penelitian berdasarkan intrumen penelitian yang telah diper-siapakan. Dari data instrumen hasil penelitian akan dianalisa, sehingga akan dapat diketahui sejauhmana ketercapaian dalam penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang ada. Data-data hasil penelitian dipaparkan sebagaimana yang tertera dalam tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 1
Instrumen Keaktifan Siswa
No | Aspek Yang di Nilai | Siklus | |
I | II | ||
1. | Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan berfikirnya | 2 | 4 |
2. | Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan kritis dan kreatifitasnya. | 1 | 3 |
3. | Siswa belajar dalam keadaan senang dan gembira | 3 | 3 |
4. | Terjadi interaksi siswa dengan siswa | 2 | 4 |
5. | Terjadi interaksi siswa dengan guru | 1 | 3 |
6. | Siswa berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat | 2 | 4 |
7 | Kerjasama antar siswa | 2 | 3 |
8. | Siswa melaksanakan refleksi | 2 | 3 |
| JUMLAH | 15 | 27 |
| Persentase | 46,88 | 84,38 |
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
Tabel 2
Instrumen Aktifitas Guru
No
| Aspek Yang di Nilai | Siklus | ||||
I | II | |||||
1. | Membuka Pelajaran | 3 | 4 | |||
2. | Melakukan Apersepsi | 3 | 3 | |||
3. | Penyampaian Tujuan Pembelajaran | 3 | 3 | |||
4. | Memotivasi Siswa dalam pembelajaran | 2 | 3 | |||
5. | Penguasaan Materi | 3 | 4 | |||
6. | Penggunaan Metode dan teknik pembelajaran | 2 | 4 | |||
7. | Penguasaan Kelas pembelajaran | 2 | 3 | |||
8. | Memberi Kesempatan bertanya dan tanggapan pada siswa | 2 | 4 | |||
9. | Kemampuan bertanya dan menanggapi | 2 | 3 | |||
10. | Membimbing siswa membuat rangkuman | 2 | 3 | |||
11 | Memberikan evaluasi | 2 | 4 | |||
12 | Interaksi guru dengan siswa | 2 | 3 | |||
13. | Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu | 2 | 3 | |||
14 | KBM sesuai dengan skenario dan silabus | 2 | 4 | |||
Jumlah | 32 | 48 | ||||
Persentase | 57,14 | 84,71 |
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
Tabel 3
Instrumen Hasil Belajar Siswa
No | Nama Siswa | Siklus | |
I | II | ||
1. | Ali Fairus Nadiah | 70 | 80 |
2. | Alvina Witya A | 75 | 87 |
3. | Atika Fitri Andini | 55 | 65 |
4. | Cahyani Citra Dewi | 60 | 75 |
5. | Dinda Elok M | 70 | 75 |
6. | Erza Wahyuning T | 65 | 95 |
7. | Fidya Nur Wachida H | 55 | 75 |
8. | Fitrah Auliyah | 90 | 80 |
9. | Gresua Zumarda M | 70 | 95 |
10. | Ika Hidayati | 65 | 70 |
11. | Inas Latifa Qisthi A | 45 | 75 |
12. | Khalfun Rais S | 80 | 80 |
13. | Mutiara Nirmala P | 50 | 65 |
14. | Oktavia Intan P | 65 | 85 |
15. | Ria Novitasari | 65 | 70 |
16. | Salsabila Desinsqie | 58 | 75 |
17. | Susi Juweni | 65 | 70 |
18 | Uyunun Sofia | 45 | 65 |
19 | Fatimah | 65 | 75 |
Jumlah Nilai | 1213 | 1457 | |
Nilai Rata-rata | 64 | 77 | |
Siswa yang mencapai ketuntasan | 12 | 19 |
Berdasarkan data di atas bahwa proses dalam perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan terhadap prestasi belajar siswa sebagai berikut:
a. Pada siklus I siswa cenderung masih pasif dan kalau mengetahui jawabannya mereka cenderung ragu-ragu dalam menjawab dan takut salah, dalam lembar pengamatan menunkkan hanya mencapai 46,88 %. Sedang pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dengan metode penedekatan think pair share siswa termotivasi untuk meng-gunakan kemampuan berfikir kritis dan kreatifitasnya dalam pembelajaran serta siswa mau bekerjasama dengan teman-temanya guna meningkatkan prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pengamatan teman sejawat mencapai 84,38 %.
b. Nilai rata-rata kelas pada pem-belajaran siklus I adalah 64, sedang pada siklus II meningkat menjadi 77, hal ini menunjuk-kan adanya pengaruh pengguna-an pendekatan Think Pair Share dalam proses pembelajaran PKn.
c. Target nilai dalam Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran PKn adalah 65, dalam penelitian menunjukan hasil yang diperoleh pada siklus I adalah 63,16% tuntas dan 36,84% tidak tuntas, sedang pada siklus II adalah 100% tuntas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode pendekatan Think Pair Share ternyata dapat meningkatkan cara berfikir siswa, yang pada akhirnya akan meningkat pula prestasi belajar siswa seperti yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Surabaya.
2. Penerapan metode pendekatan Think Pair Share ternyata dapat meningkatkan keterlibatan semua kemampuan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga terjadi suasana pem-belajaran yang menyenangkan.
SARAN-SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas dengan baik, guru diharapkan meng-adakan Penelitian Tindakan Kelas, agar permasalahan ter-sebut dapat cepat teratasi dengan baik.
2. Sebaiknya para guru mencoba menggunakan metode-metode yang bervariasi dan juga di-sesuaikan dengan materi atau pokok bahasan yang akan dibahas.
3. Agar hasil belajar siswa mencapai hasil yang optimal, guru dituntut untuk selalu inovatif dan kreatif dengan menggunakan alat dan bahan yang ada disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.
Depdikbud., 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas., 2006. Pedoman Pengembangan Silabus Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs). Jakarta : Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Redaksi, Tim. 2010. UUD 1945 dan Konstitusi ndonesi., Jakarta: Indonesia Legal Center Pub-lishing.
Ruky, Ahmad S. 2006. Sistem Mana-gemen Kerja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi-nya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiarto, Bambang. 2009. Meng-ajar Siswa Belajar Implemen-tasi Guru di Dalam Kelas. Surabaya: Unesa University Perss.
Sundawa, Dadang.dkk. 2008. Pen-didikan Kewarganegara-an Sekolah Menengah Per-tama / Madrasah Tsanawi-yah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasi-onal.
Supratno, Haris. 2010. Modul Pen-didikan dan Pelatihan Profesi Guru PKN. Surabaya : Unesa University Perss.
Yulianto, Bambang. 2009. Model Pembelajaran Inovasi Bahasa Indonesia. Surabaya : Unesa University Perss.